DEFINISI
Engine
adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang
dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak.
Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Caterpillar
biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine,
genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan industriISTILAH-ISTILAH PADA ENGINE
Sebelum membahas mengenai siklus engine diesel empat langkah maka sebaiknya disepakati terlebih dahulu
beberapa terminology/istilah yang
akan banyak digunakan.
Top dead center/titik mati atas : Posisi
paling atas dari gerakan piston.
•
Bottom
dead center/titik mati bawah : Posisi paling bawah dari gerakan piston.
•
Bore :
Diameter combustion chamber ( ruang
bakar ).
Stroke :
menunjukkan jarak yang ditempuh oleh piston
untuk bergerak dari BDC menuju TDC atau sebaliknya
•
Displacement
: Bore Area X Stroke.
Compression ratio : Total volume
(BDC)/compression volume (TDC).
•
Friction/gesekan
: Friction adalah tahanan yang timbul
dari gesekan antara dua permukaan yang saling bergerak relatif satu sama lain.
Contoh: Friction yang terjadi antara piston dan dinding liner pada saat piston
bergerak ke atas dan ke bawah. Friction
menimbulkan panas yang merupakan salah satu penyebab utama keausan dan
kerusakan pada komponen.
•
Inertia/kelembaman
: Inertia adalah kecenderungan dari
suatu benda yang bila diam akan tetap diam atau benda yang bergerak akan tetap
bergerak. Engine harus menggunakan
tenaga untuk melawan inertia
tersebut.
•
Force/gaya
: Force adalah dorongan atau tarikan
yang menggerakkan, menghentikan atau merubah gerakan suatu benda. Daya yang
ditimbulkan oleh pembakaran pada saat langkah kerja. Semakin besar gaya yang
ditimbulkan semakin besar pula tenaga yang dihasilkan.
•
Pressure/tekanan
: Tekanan adalah ukuran gaya yang terjadi setiap satuan luas. Sewaktu siklus
empat langkah berjalan maka tekanan terjadi di atas piston pada saat langkah kompresi dan langkah tenaga.
SIKLUS ENGINE DIESEL EMPAT LANGKAH
Adapun proses kerja siklus motor bakar empat langkah dapat
diuraikan sebagai berikut:
•
Langkah
Hisap (suction/intake stroke)
Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah. Katup
hisap terbuka sehingga akibat kevakuman yang terjadi dari ekspansi volume pada
ruang bakar maka udara dari luar dapat masuk ke dalam ruang bakar melalui katup
hisap yang terbuka. Pada motor bakar yang dilengkapi dengan turbocharger maka udara yang masuk ke
ruang bakar akan lebih banyak lagi dikarenakan adanya dorongan dari sisi tekan compressor wheel pada turbocharger.
•
Langkah
Kompresi (compression stroke)
Setelah piston mencapai titik
mati bawah maka arah piston akan
berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah ini tidak
ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya volume ruang bakar maka
udara yang
ada di dalam ruang bakar menjadi terkompresi. Dengan
kompresi rasio yang berkisar antara 19 : 1 sampai 23 : 1 maka pengkompresian
udara pada ruang bakar akan menghasilkan panas kompresi (heat compression) yang
tinggi (kurang lebih berkisar 1000 oF). Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan bakar solar diinjeksikan
melalui nozle ke dalam ruang bakar,
penginjeksiannya harus menggunakan tekanan yang tinggi sehingga solar yang di
semprotkan ke dalam ruang bakar berubah menjadi butiran- butiran cairan solar
yang sangat halus seperti kabut. Pada saat solar disemprotkan maka campuran
antara solar dan udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena panas
yang dihasilkan oleh heat compression.
•
Langkah
Tenaga (power stroke)
Proses pembakaran campuran solar dan udara terus
berlangsung sampai piston mencapai
titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah kembali menuju titik mati
bawah. Beberapa derajat (+ 10o) setelah melewati titik mati atas maka
pembakaran yang terjadi telah sempurna sehingga dihasilkan ledakan yang tekanan
ekspansinya memaksa piston untuk
terus bergerak menuju titik mati bawah.
•
Langkah
Pembuangan (exhaust stroke)
Setelah energi ledakan panas pada
langkah power telah berubah bentuk
menjadi energi mekanis maka sisa proses pembakaran yang ada harus dibuang.
Proses ini terjadi ketika piston
bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas dengan kondisi katup
buang membuka. Gas sisa hasil pembakaran didorong keluar oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya
melalui mufler gas tersebut akan
dilepas ke atmosfer. Kecuali untuk motor bakar diesel yang dilengkapi dengan turbocharger
maka sebelum masuk ke dalam mufler
gas tersebut masih dimanfaatkan untuk memutarkan sudu-sudu turbin pada turbin wheel.
Demikian siklus ini terjadi
secara terus menerus pada motor bakar diesel.
Ilustrasi dari proses kerja diesel
empat langkah dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Urutan gambar dari kiri
ke kanan memperlihatkan kondisi: akhir langkah hisap, akhir langkah kompresi,
awal langkah power dan awal langkah
buang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBAKARAN
Ada tiga faktor yang diperlukan
dalam proses pembakaran, yaitu:
Panas
+ Udara + Bahan Bakar
⇒ Pembakaran
Udara dan
bahan bakar yang dipanaskan akan menghasilkan pembakaran, sehingga menghasilkan
gaya yang diperlukan untuk memutarkan engine.
Udara yang mengandung bahan Oksigen diperlukan untuk membakar bahan bakar.
Sementara bahan bakar menghasilkan gaya. Ketika bahan bakar dikabutkan di ruang
bakar maka bahan bakar akan sangat mudah untuk dinyalakan dan akan terbakar
dengan effisien. Pembakaran dapat terjadi ketika campuran bahan bakar dan udara
dikompresikan sampai dihasilkan panas yang cukup (+ 1000oF) sehingga dapat menyala tanpa bantuan percikan
bunga api.
Selanjutnya dari ketiga faktor yang sudah disebutkan di atas
maka terdapat tiga faktor lagi yang mengontrol hasil pembakaran :
1.
Volume udara yang dikompresikan.
Makin banyak udara yang
dikompresikan, maka makin tinggi temperatur yang dihasilkan. Apabila jumlah
udara yang dikompresikan mencukupi maka akan dihasilkan panas yang
temperaturnya di atas temperatur penyalaan bahan bakar.
Jenis bahan bakar yang dipergunakan
Jenis bahan bakar mempengaruhi
karena bahan bakar yang jenisnya berbeda akan terbakar pada temperatur yang
berbeda pula. Selain itu effesiensi pembakarannyapun juga berlainan.
1.
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang bakar.
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan juga dapat mengontrol
hasil pembakaran. Makin banyak bahan bakar diinjeksikan, makin besar gaya yang
dihasilkan.
Makin Banyak Bahan Bakar ⇒ Makin Besar Gaya
Engine power ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : torque dan Rpm.
Rumus untuk horsepower :
Torque× Rpm
Hp≡
5252
ISTILAH PADA TENAGA KELUARAN ENGINE
•
Torque :
Torque (momen puntir atau torsi)
adalah gaya puntir. Crankshaft membuat
torque menjadi gaya di flywhell, torque converter atau bagian mekanis lainnya untuk berputar.
Torque menentukan
kemampuan mengalami pembebebanan, torque
juga merupakan ukuran kapasitas pembebanan dari engine. Rumusan dari torque
adalah :
Torque≡ 5252× hp (Lb.ft)
rpm
•
Torque
rise : Torque rise adalah penambahan torque
yang terjadi pada saat engine lugged
yaitu dimana rpm engine turun dari rpm operasi. Dalam hal ini kenaikan torque akan terjadi sampai pada
penurunan RPM tertentu tercapai, setelah itu torque akan turun dengan cepat. Pada saat torque mencapai harga tertinggi itulah disebut Peak Torque.
•
Horsepower
: Horsepower adalah satuan tenaga yang dihasilkan oleh engine per satuan waktu atau kemampuan melakukan kerja.
•
Brake
horsepower : Adalah tenaga siap pakai di flywheel yang dapat digunakan untuk melakukan kerja. Brake horse power itu lebih kecil dari horse power yang terjadi sebenarnya,
karena sebagian tenaganya dipakai untuk memutar komponen engine itu sendiri
•
Heat/panas
: Panas adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar.
Energi panas diubah menjadi tenaga mekanis oleh piston dan komponen engine
lainnya untuk menghasilkan tenaga yang dapat digunakan untuk bekerja.
•
Temperature/suhu
: Temperature adalah ukuran relative
dari panas atau dinginnya suatu benda. Biasanya diukur dalam satuan Fahrenheit atau Celsius.
•
British
Thermal Unit/BTU : British thermal
unit atau BTU dipergunakan untuk mengukur nilai panas secara spesifik dari
suatu bahan bakar atau jumlah panas yang dipindahkan dari suatu benda ke benda
lainnya. Satu BTU adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan panas
satu pound air sebesar satu derajat Fahrenheit.
PERBANDINGAN DIESEL
DAN GASOLINE ENGINES
udara yang dimampatkan sehingga udara yang sudah
cukup panas dalam ruang bakar bisa digunakan untuk membakar bahan bakar.
•
Bentuk ruang bakar diesel engine: Diesel engine
dan motor bensin Memiliki ruang bakar yang berbeda bentuknya. Pada diesel engine ruang di antara cylinder head dan piston pada saat titik mati atas sangat kecil sehingga menghasilkan
perbandingan tekanan yang tinggi.
•
Bentuk ruang bakar motor bensin: Pada motor
bensin ruang bakar ada di cylinder head.
Ruangan diantara piston dan cylinder head lebih besar dari pada diesel, sehingga rasio kompresinya lebih
kecil.
•
Diesel
engine mampu melakukan kerja yang lebih berat: Perbedaan utama yang lain
yaitu dapat bekerja pada pada putaran rendah. Secara umum biasanya diesel beroperasi antara 800 sampai 2000
rpm dan mempunyai lebih banyak torsi dan tenaga untuk bekerja.
•
Siklus empat langkah: Kedua jenis engine, mengubah tenaga panas menjadi
gerakan dengan menggunakan siklus empat langkah.
•
Diesel
engine lebih hemat bahan bakar: Pada waktu beroperasi, diesel engine umumnya
lebih hemat dalam pemakaian bahan bakar dibanding motor bensin. Dimana dengan
sedikit bahan bakar, diesel engine dapat menghasilkan tenaga yang
lebih besar dibandingkan motor bensin. Hal tersebut terjadi karena solar
memiliki kandungan panas yang lebih tinggi dibandingkan panas yang dikandung
•
Diesel
engine lebih berat: Diesel engine
pada umumnya lebih berat dari pada motor bensin, karena konstruksi dan material
bahan pembuat diesel engine harus
tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi dari pembakaran.
•
Compression
ratio: Diesel engine umumnya mempunyai compression
ratio yang lebih tinggi untuk memanaskan udara sampai titik bakarnya. Pada
umumnya diesel engine mempunyai compression ratio 13:1 sampai 20:1
sedang motor bensin mempunyai compression
ratio 8:1 sampai 11:1.
Spark ignited engine beroperasi dengan bahan bakar gas seperti propane, methane dan ethanol.
CATERPILLAR
GAS ENGINE
Pada
beberapa engine pistonnya telah mengalami perubahan design dengan menambah cekungan yang cukup dalam untuk fasilitas
pembakaran. Atau bisa juga dengan permukaan
piston yang rata. Sensor electronic dan timing device ditambahkan untuk menambah
kemampuan kerja engine dan agar
menghasilkan low emission ( rendah
emisi). Sampai saat ini Gas engine
Caterpillar tersedia dengan tipe 3300, 3400, 3500 dan 3600. Dengan aplikasi pemakaian untuk penerangan
dan penyaluran gas di lapangan natural gas,
pengairan, pemompaan dan power
cogeneration plant.