Tuesday, February 21, 2023

Apa Itu Turbo, Fungsi, Dan Manfaat Turbo

Apa Itu Turbo, Fungsi, Dan Manfaat Turbo

Mendengar kata Turbo, biasanya kita akan teringat pada mesin mobil atau sesuatu yang sifatnya cepat dan bertenaga. Ya, Turbo menjadi salah satu komponen peningkat tenaga mesin yang namanya cukup eksklusif karena hanya digunakan khusus pada mesin-mesin balap berteknologi canggih di jamannya.

Turbo menjadi komponen mesin favorit yang dianggap mampu membawa setiap kendaraan melaju lebih cepat dan menjadi juara. Perangkat dan komponen Turbo ini sangat fleksibel karena bisa digunakan dengan baik pada mesin bensin ataupun mesin diesel.

Namun, kisah itu sudah berlalu. Lain dulu lain sekarang, kini Turbo tidaklah se-eksklusif dahulu. Perangkat mesin Turbo sudah banyak dan bisa dengan mudah kita temukan pada mobil-mobil penumpang dan komersil yang diproduksi saat ini.
Bahkan, Turbo sudah menjadi perangkat tambahan guna membantu mendongkrak ataupun mempertahankan nilai jual kendaraan tersebut.

APA ITU TURBO?

Turbocharger atau lebih sering disebut dengan Turbo, pada dasarnya adalah sebuah "pompa udara" yang dibuat dengan tingkat ke-presisi-an yang sangat tinggi.

Terdiri dari dua buah pompa sentrifugal yang saling terhubung antara saluran intake tempat aliran udara masuk dengan saluran exhaust tempat aliran udara gas buang
Pompa yang ada di bagian udara masuk (intake) disebut dengan Compressor Wheel, sedangkan pompa yang ada dibagian gas buang (exhaust) disebut dengan Turbin Wheel.

Turbo digunakan untuk menambah volume udara masuk kedalam mesin dengan memanfaatkan energi (daya dorong) dari gas buang yang mengalir dari exhaust manifold ke knalpot.
Compressor wheel akan menjadi pompa penghisap udara masuk sedangkan Turbin wheel berfungsi untuk memutar compressor wheel berdasarkan aliran udara gas buang.


KOMPONEN TURBOCHARGER

Perhatikan pada contoh gambar dibawah berikut yang akan menunjukkan apa saja komponen turbocharge pada mobil berikut fungsi-fungsinya...
Keterangan gambar :

1.Actuator ; berfungsi untuk menarik tuas katup wastegate assembly yang kerjanya berdasarkan kevakuman udara di intake manifold
2.Compressor wheel : berfungsi untuk menghisap udara dari intercooler atau saringan udara dan memampatkan udara yang masuk ke dalam intake manifold.
3.Turbine wheel ; berfungsi untuk menciptakan putaran berdasarkan aliran dan tekanan gas buang hasil pembakaran mesin. Putaran pada Turbine wheel akan menciptakanputaran yang sama pada cmpressor wheel (terhubung melalui sebuah shaft) dengan compressor wheel.
4.Wastegate assembly ; berfungsi untuk membatasi putaran turbo agar dan mengatur tekanan maksimum yang dihasilkan turbo sehingga terhindar dari kerusakan.
5.Center housing ; berfungsi sebagai tempat dudukan dari shaft yang menghubungkan antara compressor wheel dengan turbine wheel, bearing , serta saluran pelumas untuk turbo
6.Compresssor housing ; berfungsi sebagai rumah dari compressor wheel dan sebagai saluran udara dari intercooler atau saringan udara menuju ke intake manifold.
7.Turbine housing ; berfungsi sebagai rumah dari turbine wheel dan sebagai saluran gas buang dari exhaust manifold ke knalpot mobil melalui outlet elbow.
8.Outlet elbow ; berfungsi sebagai rumah dari wastegate assembly sekaligus sebagai sambungan antara turbine housing dengan knalpot mobil

PRINSIP DAN CARA KERJA TURBO

Fungsi Turbo adalah menambah pasokan udara yang dibutuhkan mesin, tujuannya agar proses pembakaran terjadi dengan sempurna.

Pada putaran rendah, kebutuhan oksigen untuk proses pembakaran masih bisa tercukupi dengan hanya mengandalkan kevakuman akibat langkah hisap piston di dalam silinder, namun pada putaran tinggi kebutuhan oksigen yang ideal sulit terpenuhi.

Turbo memanfaatkan tenaga yang mengalir didalam aliran gas buang untuk memutar Turbin Wheel sehingga Compressor Wheel bisa berputar dan menghisap udara sebanyak banyaknya untuk kemudian didorong kedalam ruang bakar mesin.

Setelah terjadi pembakaran, mesin akan menghasilkan gas buang. Aliran gas buang yang menuju ke knalpot (tanda panah merah ) akan menggerakkan dan memutar Turbin Wheel sekaligus memutar Compressor Wheel.
Putaran dari Compressor Wheel akan menghisap udara segar (tanda panah biru) untuk kemudian didorong dan dipampatkan dengan tekanan tinggi kedalam ruang bakar mesin.

Dengan begitu, mesin menjadi lebih mudah untuk mendapatkan pasokan udara segar bertekanan dan campuran bahan bakar yang optimum sehingga pembakaran menjadi lebih optimal dan penuh tenaga.

Pengaturan tekanan udara

Untuk mencegah tekanan udara berlebih yang dapat merusak Turbo, contohnya saat throttle gas di tutup, umumnya pada Turbo ditambahkan komponen tambahan seperti Wastegate Valve Pressure Control dan Blow Off Valve
Saat throttle gas di tutup, udara akan terus ditekan dan dikompres oleh Turbo. Tekanan ini akan berbahaya dan dapat merusak Turbo (Tekanan ini dapat menyebabkan berbaliknya putaran Compressor Wheel dan membuat shaft didalam Turbo bisa patah dan rusak).

Oleh karena itu, dengan adanya Wastegate Valve ini, tekanan udara yang berlebihan di dalam saluran udara masuk bisa dikurangi sehingga mencegah terjadinya kerusakan pada Turbo. Perhatikan fungsi wastegate pada turbo yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini
Ketika putaran turbo semakin kencang, tekanan udara akan masuk ke saluran wastegate dan mendorong actuator sehingga wastegate valve akan terbuka.

Tebukanya Wastegate Valve ini akan membocorkan tekanan yang ada di exhaust manifold sehingga putaran Turbine wheel akan berkurang, disaat itu pula putaran Compressor Wheel juga akan berkurang. Ini artinya tekanan udara yang di kompres oleh turbo pada intake manifold juga akan berkurang dengan sendirinya.
Untuk Wastegate Valve biasanya dipasang di bagian exhaust manifold dan menjadi satu set dengan Turbonya itu sendiri (di desain langsung oleh pabrikan), sedangkan Blow Off Valve umumnya dipasang terpisah dibagian saluran intake sebelum throttle gas dan banyak dijual di pasaran.

MANFAAT TURBOCHARGER 

Pembakaran yang sempurna membutuhkan rasio udara dan bahan bakar yang seimbang untuk menghasilkan tenaga mesin dan torsi maksimal.

Dengan adanya Turbo, suplai udara tidak lagi menjadi hambatan karena udara bertekanan dan kaya oksigen selalu siap kapanpun disaat mesin membutuhkan.

Dengan begitu, tenaga mesin dan torsi juga akan meningkat dengan sendirinya karena pembakaran yang sempurna bagi mesin menjadi lebih mudah dicapai

Berikut adalah beberapa manfaat Turbo bagi mesin yang bisa kita dapatkan

1.Meningkatkan torsi dan tenaga mesin.
2.Menghemat penggunaan bahan bakar, khususnya untuk mesin diesel
3.Membantu untuk mengurangi emisi mesin yang berbahaya.
4.Dengan adanya Turbo, mesin dengan spesifikasi lebih kecil dan ringan bisa memiliki tenaga mesin yang nyaris sama dengan mesin besar tanpa Turbo

Monday, February 20, 2023

Komponen Supply Pump Dan Fungsinya Pada Mesin Diesel Common Rail

Komponen Supply Pump Dan Fungsinya Pada Mesin Diesel Common Rail

Supply pump pada mesin diesel common rail berfungsi sebagai penghasil bahan bakar bertekanan tinggi, dimana bahan bakar bertekanan tinggi ini selanjutnya akan disalurkan menuju ke common rail pipe untuk di injeksikan oleh injektor ke ruang bakar.

Agar supply pump dapat bekerja, supply pump dihubungkan ke mesin dengan berbagai cara, ada yang menggunakan timing belt untuk memutar pulley supply pump dan ada pula yang menggunakan gear untuk dikaitkan.

Ya, pada bagian ujung dari supply pump ini terdapat pulley yang terhubung dengan mesin sehingga ketika mesin berputar, maka supply pump juga langsung dapat bekerja untuk menghasilkan bahan bakar bertekanan tinggi yang sangat dibutuhkan oleh mesin diesel sistem common rail ini.
Nah, pada artikel berikut ini, saya akan berbagi informasi tentang komponen-komponen supply pump pada mesin diesel common rail khususnya untuk tipe HP3. Simak informasi tentang komponen supply pump dibawah ini,

1. FEED PUMP

Komponen supply pump tipe HP3 yang pertama adalah Feed Pump. Fungsi feed pump adalah untuk menghisap bahan bakar dari fuel tank dan kemudian menekannya masuk ke dalam ruang pompa injeksi utama yang berisikan plunger agar tekanan bahan bakar bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi sesuai dengan kebutuhan injeksi mesin common rail.

Bahan bakar yang mengalir dari fuel tank akan disaring terlebih dahulu oleh fuel filter sebelum masuk ke dalam feed pump. Dari feed pump, bahan bakar akan melewati SCV dan masuk ke dalam ruangan pompa injeksi yang berisikan plunger tersebut.

Feed pump pada supply pump tipe HP3 ini bertipe trochoid, perhatikan bentuk feed pump tipe trochoid pada gambar dibawah ini.
Komponen inner rotor pada feed pump ini dihubungkan pada sebuah drive shaft di dalam supply pump. Ketika drive shaft berputar, maka inner rotor akan ikut berputar sekaligus ikut menggerakkan outer rotor.

Pada saat inilah bahan bakar solar dari saluran fuel tank dan inlet port akan dihisap melalui suction port dan dipompa keluar melalui discharge port yang akan menuju ke SCV (Suction Control Valve) dan plunger.
Ketika kecepatan putar mesin meningkat, hal ini akan menyebabkan putaran pada feed pump juga bertambah. Untuk mencegah tekanan bahan bakar yang berlebih akibat meningkatnya putaran mesin, feed pump dipasangkan sebuah regulating valve.

Regulating valve akan mengatur tekanan feed pump agar selalu tetap stabil pada batas tekanan tertentu yang sudah di set oleh pihak pabrikan.

Ketika tekanan bahan bakar berlebih, regulating valve akan terbuka akibat tekanan. Terbukanya valve akan mengurangi tekanan di dalam feed pump. Bahan bakar yang mengalir melalui regulating valve ini kemudian akan dimasukkan kembali ke dalam feed pump untuk dipompa kembali menuju plunger.

2. SUCTION CONTROL VALVE (SCV)

Komponen supply pump tipe HP3 yang kedua adalah Suction Control Valve (SCV). SCV merupakan aktuator pada mesin common rail yang terhubung dengan ECU mesin dan bekerja berdasarkan perintah dari ECU (Engine control Unit).

SCV berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar solar yang berasal dari feed pump menuju ke plunger agar tekanan bahan bakar yang dipompakan oleh supply pump ke common rail pipe bisa selalu stabil dan konstan sesuai dengan kebutuhan mesin.
SCV pada supply pump ini berbentuk seperti solenoid valve dimana dibagian dalamnya terdapat kumparan (gulungan tembaga) yang akan menjadi magnet saat dialiri arus listrik. Di dalam SCV ini juga terdapat batang besi (armature) yang terhubung dengan katup/valve sehingga ketika ada arus listrik dari ECU menuju ke kumparan SCV, maka armature ini akan bergerak tertarik dan membuka valve.

SCV bekerja secara duty rasio berdasarkan sinyal output dari ECU yang berbentuk gelombang frekuensi dan mengalir secara konstan. Nilai frekuensi gelombang ini akan mempengaruhi besar kecilnya pembukaan katup pada SCV.

Saat nilai frekuensi meningkat, maka pembukaan katup akan menurun dan semakin kecil. Sedangkan saat nilai frekuensi menurun, maka pembukaan katup akan meningkat dan katup terbuka semakin lebar

3.PUMP UNIT

Komponen supply pump tipe HP3 yang ketiga adalah Pump Unit. Pump unit ini merupakan bagian yang berfungsi untuk menghasilkan bahan bakar bertekanan tinggi yang akan disalurkan menuju ke common rail pipe.
Pump unit ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
•Eccentric cam : Eccentric cam merupakan sebuah drive shaft yang dibagian tengahnya terdapat sebuah cam dengan posisi yang tidak simetris (sedikit menonjol kesalah satu sisi). Ecentric cam ini dipasangkan di tengah-tengah ring cam.
Ring cam : Ring cam berbentuk kotak dengan lubang ditengahnya. Pada lubang inilah eccentric cam dipasangkan sehingga ketika drive shaft berputar, maka tonjolan pada eccentric cam akan bergerak dan mendorong ring cam sehingga tercipta gerakan seperti memompa.
•Plunger : Ada 2 Plunger pada supply pump tipe HP3 ini, letaknya berseberangan dan terhubung dengan ring cam. Plunger bekerja berdasarkan gerakan memompa yang terjadi pada ring cam. Plunger inilah yang akan mendorong dan memompa bahan bakar solar sehingga tercipta bahan bakar bertekanan tinggi.
Perhatikan cara kerja komponen pump unit yang sedang memompa bahan bakar pada gambar dibawah ini
4. DELIVERY VALVE

Komponen supply pump tipe HP3 yang ke empat adalah delivery valve. Delivery valve ini terdiri dari 3 komponen yaitu spring (pegas), Check ball, dan holder. Masing-masing komponen bekerja menjadi satu kesatuan yang dinamakan delivery valve.

Delivery valve ini berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar bertekanan yang dihasilkan oleh plunger menuju ke common rail pipe. Selain itu, delivery valve ini juga digunakan untuk mencegah agar bahan bakar yang bertekan di dalam common rail pipe tidak kembali masuk kedalam plunger.

Dengan begitu, semakin banyak bahan bakar yang masuk ke dalam common rail pipe, maka tekanan bahan bakar juga akan semakin meningkat. Perhatikan posisi delivery valve pada gambar dibawah berikut
5. FUEL TEMPERATURE SENSOR

Komponen supply pump tipe HP3 yang terakhir adalah Fuel temperature sensor. Fuel temperature sensor ini berfungsi untuk mengukur suhu dan temperatur bahan bakar yang mengalir di dalam supply pump. Fuel temperatur akan mengirimkan data berupa tegangan listrik ke ECU untuk digunakan oleh ECU sebagai nilai suhu bahan bakar.
Sebagai sensor, fuel temperatur menggunakan komponen elektronik bernama thermistor yang bekerja ketika terjadi perubahan suhu. Ketika suhu bahan bakar rendah, nilai hambatan (tahanan) pada thermistor akan besar, sedangkan ketika suhu bahan bakar meningkat tinggi, maka nilai hambatan akan mengecil (turun).

Dengan begitu, maka tegangan yang mengalir juga akan berubah sesuai nilai tahanan yang dihasilkan akibat perubahan suhu pada bahan bakar. Perubahan ilai tegangan inilah yang kemudian digunakan oleh ECU sebagai data suhu temperatur bahan bakar.



Sunday, February 19, 2023

Mengapa Air Radiator Bisa Bercampur dengan Oli Mesin?

Mengapa Air Radiator Bisa Bercampur dengan Oli Mesin?

Sering kendaraan mengalami kejadian bercampurnya air radiator dengan oli mesin. Kejadian tersebut dapat menggangu kinerja mesin, sehingga kinerja mesin tidak bisa maksimal jika oli mesin bocor sampai dalam saluran radiator. Kemungkinan-kemungkinan yang bisa menyebabkan air radiator bercampur dengan oli mesin adalah sebagai berikut:

1.Oil cooler core rusak
Solusi: Pasang core yang baru pada oil cooler.

2.Gasket cylinder head rusak
Solusi: Pasang gasket cylinder head baru. Kencangkan bolt pengikat cylinder head sesuai spesifikasinya.

3.Cylinder head rusak atau crack
Solusi: Pasang cylinder head yang baru.

4.Cylinder block yang rusak atau retak (crack)
Solusi: Ganti dengan cylinder block yang baru.

5.Seal cylinder liner rusak
Solusi: Ganti seal cylinder liner dengan yang baru.

Prosedur Penyetelan Celah Katup Mesin (Valve Clearance)

Prosedur Penyetelan Celah Katup untuk Engine 6 Silinder (In-Line Engine)

Berikut ini dijelaskan mengenai prosedur penyetelan celah valve untuk engine dengan 6 silinder:

--.Buka penutup cylinder head
--.Putar crankshaft pada arah normal (searah jarum jam jika dilihat dari depan engine) dan posisikan silinder No. 1 ke posisi kompresi (piston pada posisi Titik Mati Atas). Sementara itu amati pergerakkan valve pada silinder No. 6. Luruskan pointer (3) dengan tanda TOP 1.6 pada vibration damper (2)
--Pada saat piston silinder No. 1 mendekati posisi Titik Mati Atas (pada saat langkah kompresi), valve pada silinder No. 6 akan bersiap untuk bergerak (membuka)
--Setel celah valve untuk valve-valve yang diberi tanda ● pada susunan valve di samping
--Putar crankshaft pada arah normal sebanyak satu putaran, dan luruskan kembali tanda TOP 1.6 pada vibration damper (2). Kemudian setel celah valve untuk valve-valve yang diberi tanda O
--Untuk menyetel celah valve, kendorkan lock nut (8) dan adjusment screw (7), masukkan feeler gauge (H) (dengan ukuran ketebalan sesuai dengan spesifikasi) diantara crosshead (6) dan rocker arm (5). Kemudian setel celah valve dengan cara memutar adjusment screw sampai mencapai celah yang diinginkan (feeler gauge dapat digerakkan dengan ringan)
--Setelah diperoleh celah valve yang sesuai dengan standar, kencangkan kembali lock nut untuk mengunci adjusment screw. Pengencangan lock nut sesuai dengan torsi yang tercantum di dalam shop manual
--Penyetelan celah valve di atas diaplikasikan pada engine 6 silinder dengan urutan pembakaran (combustion squence/firing order) 1-5-3-6-2-4
--Besarnya celah valve disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing engine.

Prosedur Penyetelan Celah Katup untuk Engine 12 Silinder (V-Engine)
--Buka penutup rocker arm housing
--Putar crankshaft dengan arah putaran normal (searah jarum jam jika dilihat dari depan engine), sambil diamati pergerakkan dari silinder R6
--Posisikan silinder intake valve pada R1 keposisi top kompresi (piston berada pada posisi Titik Mati Atas) dengan cara meluruskan tanda R1.6 TOP pada vibaration damper (1) dengan pointer (2)
--Lakukan penyetelan celah valve (intake valve & exhaust valve) pada silinder R1 dengan cara mengendorkan lock nut (6) dan adjusment screw (5), masukkan feeler gauge (A) (dengan ukuran ketebalan sesuai dengan spesifikasi) diantara crosshead (4) dan rocker arm (3). Kemudian setel celah valve dengan cara memutar adjusment screw sampai mencapai celah yang diinginkan (feeler gauge dapat digerakkan dengan ringan)
--Setelah diperoleh celah valve yang sesuai dengan standar, kencangkan kembali lock nut untuk mengunci adjusment screw. Pengencangan lock nut sesuai dengan torsi yang tercantum di dalam shop manual
Lakukan prosedur yang sama untuk silinder-silinder yang lain sesuai dengan firing order-nya, yaitu: R1-L1-R5-L5-R3-L3-R6-L6-R2-L2-R4-L4.

0851-6146-2695

*** Artikel ini dipublikasikan untuk tujuan pendidikan dan membantu para mekanik dalam bekerja. Jika tidak berkenan silahkan hubungi kami. Terima kasih. ***

Tuesday, February 14, 2023

Mengenal Common Rail System Mesin Diesel

Common Rail System adalah sebuah sistem injeksi bahan bakar yang digunakan pada mesin diesel saat ini. Meskipun teknologi Common Rail System ini sudah lama, namun karena kebutuhan akan tenaga mesin yang lebih besar dengan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan, maka Common Rail mengalami perkembangan yang cukup signifikan hingga menjadi tren teknologi mobil dengan mesin diesel saat ini.

Common Rail System pada mesin diesel bisa dikatakan serupa dengan Electronic Fuel injection System pada mesin bensin. Prinsip kerja nya pun juga sama yaitu melakukan injeksi bahan bakar kedalam mesin dengan kontrol secara elektronik.
Ini artinya, mesin diesel yang menggunakan teknologi Common Rail System juga sudah memakai Engine Control Unit (ECU) yang tak lain adalah komputer mesin guna mengatur sistem bahan bakarnya.

KOMPONEN COMMON RAIL SYSTEM

1. Engine Control Unit (ECU)
Engine Control Unit pada Common Rail System berfungsi untuk membaca data dari sensor kemudian menganalisanya, lalu memerintahkan aktuator (mis: injektor, Suction Control Valve,EGR,dll) untuk bekerja sesuai dengan kebutuhan mesin agar output yang dihasilkan selalu optimal dan efisien.

2. Sensor
Sensor yang ada pada Common Rail System ini juga banyak jumlahnya, mirip dengan EFI system. Sensor berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur nilai-nilai fisik yang terjadi di mesin untuk kemudian diubah menjadi nilai listrik yang akan digunakan oleh ECU sebagai data masukan (input) tentang kondisi terkini yang ada di mesin.

Berikut adalah sensor-sensor yang umum ada di Common Rail System

-Camshaft Position Sensor
-Crank Angle Position Sensor
-Engine Coolant Temperatur Sensor
-Accelerator Pedal Sensor
-Manifold Absolute Pressure Sensor
-Barometric Pressure Sensor
-Air Temperatur Sensor
-Oxygen Sensor
-Fuel Temperature Sensor
-Rail Pressure Sensor
-Knock Sensor

3. High Pressure Supply Pump
High Pressure Supply Pump pada Common Rail System berfungsi untuk menaikkan atau menghasilkan bahan bakar bertekanan tinggi dan mensuplai bahan bakar bertekanan tinggi tersebut ke mesin melalui Fuel Rail dan Injektor.

High Pressure Supply Pump dalam proses kerjanya menggunakan putaran mesin untuk menghasilkan tekanan bahan bakar. Bahan bakar bertekanan yang dihasilkan tersebut, kemudian dikirim menuju ke Fuel rail. Pada High Pressure Supply Pump dipasang suction control valve (SCV) dan fuel temperature sensor (FT sensor).

4. Fuel Rail (Common Rail)
Fuel Rail pada Common Rail System merupakan sebuah tempat berbentuk tabung yang berfungsi untuk menampung bahan bakar bertekanan tinggi yang sudah dihasilkan oleh Supply Pump sebelum bahan bakar dialirkan ke injektor untuk kemudian di injeksikan kedalam mesin.

Selain menampung bahan bakar, Fuel Rail ini juga berfungsi untuk menjaga tekanan bahan bakar agar selalu tinggi dan tetap konstant sesuai dengan kebutuhan mesin. Oleh karena itu, pada Fuel Rail ini biasanya terdapat Fuel Pressure Limiter yang bertugas untuk mempertahankan tekanan tersebut.
Nilai tekanan minimal yang dapat membuka katup pada pressure limiter ini berkisar diatas 220 MPa (32,000 psi), sedangkan jika kurang dari 50 MPa (7,250 psi) maka katup akan menutup dengan sendirinya.

Untuk membaca tekanan bahan bakar yang ada di dalam Fuel Rail ini, maka pada Fuel Rail juga dipasangkan sebuah sensor yang bernama Fuel Pressure Sensor. Dengan Begitu, maka ECU dapat dengan mudah membaca tekana yang terjadi didlam Fuel Rail.

5. Injector
Injector pada Common Rail System memiliki rangkaian solenoid yang di desain khusus agar injector dapat bekerja mengalirkan bahan bakar ke dalam mesin sesuai dengan perintah dari ECU. Artinya, ketika ECU memberikan arus listrik ke injector, maka katup didalam injector akan terbuka dan bahan bakar bertekanan bisa di injeksikan secara langsng kedalam mesin.

Dengan begitu, maka Injector pada Common Rail System ini berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam ruang bakar mesin dalam bentuk kabut. Injector dihubungkan secara langsung dengan Fuel Rail melalui sebuah pipa.

CARA KERJA COMMON RAIL SYSTEM
Perhatikan pada gambar rangkaian Common Rail System dibawah berikut
Berikut adalah proses dan cara kerja pada common rail system

1. Bahan bakar (solar) dari dalam tangki akan dialirkan menuju Fuel Filter untuk disaring

2. Setelah disaring, kemudian solar mengalir masuk kedalam High Pressure Supply Pump

3. Didalam High Pressure Supply Pump, solar dipompa dan ditekan masuk kedalam Fuel Rail secara terus menerus hingga menghasilkan tekanan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan mesin

4. Solar bertekanan tinggi juga akan masuk kedalam injector dan sudah dalam posisi standby siap di injeksikan.

5. ECU mesin menerima data-data dari sensor kemudian menganalisa dan memutuskan injector untuk terbuka dengan mengalirkan listrik menuju ke solenoid didalam injector tersebut

6. Ketika Injector terbuka, maka solar bertekanan tinggi akan ter injeksikan kedalam ruang bakar mesin dalam bentuk kabut, untuk kemudian dibakar oleh mesin sehingga mesin dapat bekerja.

KELEBIHAN DARI COMMON RAIL SYSTEM

1. Common Rail System menawarkan peningkatan atomisasi injeksi bahan bakar yang lebih baik lagi dibandingkan dengan sistem konvensional. Hal ini akan berimbas pada peningkatan dan penyempurnaan proses pembakaran di dalam mesin, efeknya tenaga mesin akan meningkat.

2. Selain peningkatan tenaga mesin, Common Rail System juga memberikan kerja mesin yang lebih akurat sehingga mampu menurunkan konsumsi bahan bakar dan membuat getaran mesin lebih halus.

3. Hal berikutnya yang bisa didapatkan dari penggunaan Common Rail System pada mesin diesel ini adalah tingkat emisi gas buang yang lebih rendah dan ramah lingkungan Ini berarti Common Rail System bisa menekan polusi udara agar selalu rendah.

KEKURANGAN DARI COMMON RAIL SYSTEM

1. Teknologi yang digunakan pada Common Rail System tergolong canggih sehingga harga komponen untuk penggantian dan perbaikannya pun terbilang cukup mahal.

2. Common Rail System membutuhkan bahan bakar solar yang benar-benar bersih dan berkualitas. Penggunaan bahan bakar solar yang buruk dapat mempercepat kerusakan pada mesin berikut Common Rail nya.

3. Dalam perawatannya, mesin dengan Common Rail System tergolong sulit untuk diperbaiki dan dilakukan di bengkel-bengkel umum, terlebih jika perbaikannya sudah merambat masuk pada ECU dan sistem kontrol elektrisnya.