1. NUT
Untuk mengikat komponen-komponen yang berada pada poros alternator
2. LOCK WASHER
Untuk mengunci posisi komponen-komponen yang berada poros alternator pada posisi yang di tentukan
3. PULLLEY
Untuk tempat kedudukan dari sabuk V-Belt yang terhubung langsung ke puli poros engkol mesin
4. FAN
Untuk mendinginkan kumparan rotor dan stator ketika alternator bekerja untuk proses pengisian
5. FAN SPACER
Untuk mengatur jarak posisi dari kipas
6. FRONT HOUSING
Untuk penutup bagian depan dari alternator
7. FRONT BEARING
Untuk menyanggah poros bagian depan dari rotor
8. RETAINER
Untuk menahan posisi front bearing agar tepat kedudukannya dengan front housing
9. STOP RING
Untuk menghentikan batas yang tepat posisi dari poros rotor
10.ROTOR
Untuk menimbulkan medan magnet dan mengubahnya menjadi listrik
11.STATOR
Untuk memotong medan magnet dan mengubahnya menjadi listrik
12.PCB
Untuk papan cetak dari dioda-dioda negatif dan dioda positif
13.BRUSH RETAINER
Untuk tempat kedudukan dari pada brushes
14.SPRINGS
Untuk mendorong brushes sampai pada batas minimum (aus)
15.REAR HOUSING
Untuk menutup alternator bagian belakang
16.REAR BEARING
Untuk menahan kedudukan poros bagian belakang
1.TERMINAL INSULATOR
Untuk penyekat atau merupakan isolasi dari terminal-terminal yang terdapat pada alternator
KOMPONEN BESAR UTAMA ALTERNATOR
1. ROTOR terdiri
1. MUR PENGIKAT
2. PULI
3. FAN
4. FRONT HOUSING
5. ROTOR COIL
6. SLIP RING
7. BANTALAN
2. STATOR terdiri dari :
1. STATOR COIL
2. DIODE ( + / - )
3. BRUSH HOLDER
4. BRUSH
5. REAR HOUSING
3. REGULATOR
Fungsi : Untuk memasukkan arus listrik kedalam kumparan rotor, meskipun putarannya berubah-ubah.
IG = IGNITION
N = NEUTRAL
E = EMITTER
F = FUSE
L = LIGHT
B = BATTERY
CHART REGULATOR 6 TERMINAL
Pada sistem pengapian jenis ini titik netral dari kumparan stator alternator di pergunakan untuk mengatur bekerjanya tegangan Relay (Voltage Relay). Lampu tanda pengisian akan menyala atau mati sesuai dengan kerjanya voltage relay dan bilamana tegangan terminal (N) kurang dari jumlah yang ditentukan maka alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal dalam mengisi baterai kembali.
CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DALAM RANGKAIAN
PERHATIKAN GAMBAR
CARA KERJA ALTERNATOR DALAM RANGKAIAN
Bila kunci kontak di "ON" kan, arus listrik dari baterai mengalir ke charge warning lamp, terminal (L) regulator, titik kontak voltage relay "P1" dan "P0" terus ke masa bodi (E). dan pada saat yang sama menglir arus ke kumparan voltage regulator mengakibatkan lampu tanda kontrol menyala. Pada saat yang sama pula, arus lain dari baterai mengalir melalui sikring, terminal "IG" regulator, titik kontak voltage regulator "P3" dan "P4" keluar melalui terminal "F" alternator terus ke rotor coil Arus listrik yang mengalir masuk ke dalam rotor coil akan menimbulkan kemagnetan (Field Current) dan dalam hal ini belum ada proses pengisian.
Sesudah mesin nyala dan rotor berputar maka terjadilah arus AC yang akan diubah oleh 6 buah dioda menjadi arus DC. Tegangan ini menjadi lebih besar di antara terminal "B" dan "E". dan tegangan keluar dari "N" stator coil, menyebabkan tenaga tarik dari kumparan pada voltage relay bertambah besar dan titik "P1" berhubungan dengan titik "P2" dan lampu tanda pengisian mati yang berarti sistem pengisian telah bekerja.
PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALTERNATOR
1. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT ROTOR COIL
2. PERIKSA CONTINUITAS MASSA ROTOR COIL
3. PERIKSA DIAMETER SLIPRING
Periksa diameter slipring dari keausan akibat gesekan dengan brush, Diameter standart dari slipring tergantung dari sfesifikasi pabrik, jika sudah aus (Ganti baru)
4. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT STATOR COIL
5. PERIKSA CONTINUITAS MASSA STATOR COIL
6. PERIKSA CONTINUITAS DIODA (+) DAN DIODA (-)
Periksa hubungan dioda (+) dan dioda (-), jika salah satu ada hubungan berarti kondisi dioda (Baik)
7. PERIKSA PANJANG SIKAT
KERUSAKAN-KERUSAKAN ALTERNATOR
1. Rotor coil putus/terbakar
2. Stator coil putur/terbakar
3. Dioda putus/mati
4. Regulator coil rusak/terbakar
5. Brush aus dan brush holder patah
6. Bearing depan dan belakng sudah aus