1. Aftercooler
2. Aftercooler temperature sensor
Aftercooler coolant mengalir dari pump masuk ke bagian depan aftercooler (1) dan keluar lewat belakang. Yang terpasang pada tube pada bagian belakang aftercooler adalah aftercooler temperature sensor (2). Aftercooler temperature sensor memberikan signal input ke Engine ECM. Engine ECM akan mengirimkan input signal ke Caterpillar Monitoring System, yang akan memperingatkan operator jika aftercooler temperature terlalu tinggi.
•Aftercooler temperature event
Jika aftercooler coolant temperature naik melebihi 107º C (226º F), Engine ECM akan merekam event yang memerlukan factory password untuk menghapusnya.
•Aftercooler cooling circuit tidak memiliki thermostat
Coolant mengalir melalui aftercooler core ke brake oil cooler (1) yang berada di belakang engine. Coolant mengalir melalui brake oil cooler ke radiator bagian aftercooler. Aftercooler cooling system tidak memiliki temperature regulator (thermostat) pada circuit.
2. Brake oil cooler diverter valve
Saat service atau retarder brake sedang ENGAGE, brake oil cooler diverter valve (2) mengijinkan brake cooling oil untuk mengalir melalui brake oil cooler. Normalnya, brake cooling oil dialihkan dari cooler dan langsung mengalir ke brake. Mengalihkan oli dari cooler memberikan suhu yang lebih rendah pada udara aftercooler saat diperlukan tenaga yang besar (contoh, saat menanjak dengan brake RELEASE).
3. Port pada front brake cooling
Jika truck dilengkapi dengan front brake, brake oil cooler tube akan memiliki dua port (3) untuk mengalirnya brake cooling oil ke front brake. Jika truck dilengkapi dengan standard front caliper disk brake, brake oil cooler tube tidak akan memiliki dua port.
No comments:
Post a Comment